<body>


tag pls





Y Your blog,your rules



the Owner

Your blog, your profile(:


amors

What'd ya like?


get outta here


Ajep Kid's
Pak Jep
Meimei


Recently


Way back then


Februari 2009




Senin, 09 Februari 2009

=) " Keraton Yogya & Museum Kereta Kuda"

Nah, kalo Keraton Yogya yang satu ini adalah bangunan yang indah dan mencerminkan kebudayaan Jawa yang ramah, indah, dan agung. Keraton Yogya merupakan pusat budaya Jawa yang masih eksis hingga sekarang. Siapa yang mendirikannya? Yah, Sultan Hamengku Buwono I pastinya. Saat ini, yang melanjutkan generasi Sultan Hamengku Buwono I adalah Sultan Hamengku Buwono X yang saat ini menjabat sebagai raja sekaligus gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Keren kan? Sudah sampai 10 generasi sultan loh!

Keraton Jogja juga merupakan kraton terbesar dari empat istana yang berada di Jawa Tengah dan disinilah Gubernur DIY Hamengku Buwono X beserta keluarganya tinggal. Di dalamnya juga terdapat Museum Kraton dan Museum Kereta Kraton yang bisa dikunjungi.

Ada yg unik dari kepercayaan masyarakat jogja yang hingga kini masih mereka yakini kebenarannya, yaitu adanya garis imajiner bermakna filosofis simbolis yang menghubungkan Gunung Merapi, Tugu, Kraton, Panggung Krapyak, dan Laut Selatan. Secara simbolis garis ini melambangkan keselarasan dan keseimbangan hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia serta manusia dengan alam.

Yang jelas, untuk benda-benda milik Keraton Yogyakarta seperti kereta, gamelan, maupun pusaka, semuanya memiliki nama seperti manusia. Ada Kiai Sangkelat, Kiai Nagasasra (keris), Kiai Guntur Madu (gamelan), ada pula Kanjeng Nyai Jimat dan Kyai Puspakamanik (kereta). Di Keraton Yogyakarta, benda-benda itu selalu dicuci yang diistilahkan dengan nama ”dijamasi” pada bulan Sura (Muharam) dan selalu pada hari istimewa Jumat Kliwon atau Selasa Kliwon. Cara jamasan itu sendiri juga khas. Semua yang terlibat dalam ritual itu harus mengenakan pakaian adat Jawa peranakan. Mereka, semuanya laki-laki, mengenakan kain panjang, surjan, dan penutup kepala blangkon.

Di sekitar area Keraton Yogyakarta, tepatnya di Jalan Rotowijayan terdapat satu museum khusus yang tidak dapat ditemui di tempat lain. Museum itu adalah Museum Kereta Keraton Yogyakarta. Bukan kereta uap atau kereta api yang menjadi koleksi museum ini, melainkan kereta kuda milik keraton Kesutanan Yogyakarta.

Keberadaan Museum Kereta sudah dirintis pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengkubuwono VII. Kereta koleksi museum ini telah berusia puluhan bahkan ada mencapai lebih dari seratus tahun. Beberapa masih digunakan dalam upacara-upacara kebesaran keraton. Yang tidak pernah digunakan umumnya karena pertimbangan usia dan sejarah yang pernah dilalui kereta-kereta tua itu.

Penamaan masing-masing kereta kuda tersebut seiring dengan kepercayaan orang-orang Jawa akan adanya roh atau kekuatan pada tiap benda. Lebih dari itu, penamaan dilakukan karena kereta-kereta tersebut telah banyak berjasa dan telah dianggap sebagai pusaka keraton. Kereta-kereta milik keraton tersebut masing-masing diberi nama dan memiliki kegunaan khusus.

Selain prosesi upacara, ada satu hal lagi yang unik dan menarik. Selama prosesi Jamasan itu, banyak penonton yang umumnya kaum tua berdesakan disekitar kereta pusaka. Mereka menunggu dengan sabar air bekas mencuci kereta, yang dalam bahasa setempat sering diistilahkan sebagai "ngalap berkah". Hingga sekarang, masih banyak warga yang percaya bahwa air bekas cucian kereta berkhasiat memberi kesuburan bagi sawah, panjang umur, serta kesehatan. Bahkan tak sedikit yang membasuh wajah dengan air bekas cucian kereta yang mereka kumpulkan dari got di sekitar tempat upacara.


Last Updated @ 19.50

xoxo,group1=D Y